Ketika Prajurit TNI Hibur Warga Medan
SEKETIKA kerumunan warga di Lap. Cadika Jl.
Karyawisata Medan bersorak ria dan bertepuk tangan saat satu persatu penerjun
payung yang terdiri prajurit Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat
(Kostrad) mendarat di lapangan tersebut, Minggu (26/2) pagi. Teriakan itu
menjadi bukti bahwa masyarakat Medan kagum atas atraksi-atraksi dari anggota
TNI tersebut.
Sekira pukul 7.30 atraksi terjun payung dimulai. Di
atas ketinggian 2400 meter dari permukaan tanah para penerjun pun mulai
dilepaskan dari pesawat secara bersamaan.
Warga yang sudah tak sabar menunggu dari tadi, harus rela menolehkan
kepala keatas untuk beberapa menit agar bisa melihat moment-moment yang
termasuk langka dilakukan di Medan ini.
“Belum tentu setahun sekali kita bisa melihat atraksi
terjun payung ini secara langsung di Medan. Ini langka, dan atraksi-atraksi ini
cukup menghibur warga, terutama bagi anak-anak,” kata salah seorang warga Medan
Ahmad, 43, di Lapangan Cadika Medan.
Ketika para penerjun payung masih berada di udara,
warga terlihat masih tertib dengan tidak melewati garis pembatas yang sudah
ditentukan. Tapi, disaat penerjun mulai mendarat warga pun berlarian dan
melanggar pembatas untuk mendekati para penerjun. Permintaan foto bareng dari
masyarakat kepada penerjun pun dilakukan.
Hanya saja, banyak warga yang kecewa. Lantaran durasi terjun
payung yang dilakukan cukup singkat. Menanggapi hal ini, Panglima Kostrad
Letjen TNI. AY. Nasution mengatakan, daerah ini digunakan juga lintasan untuk
penerbangan umum, sehingga waktu yang diberikan pihak Bandara Polonia kepada
prajurit Kostrad sangat sedikit sekali.
“Hanya 20 – 30 menit saja waktu yang diberikan.
Setelah itu tidak boleh lagi ada penerjun. Makanya jumlah penerjun yang
diterjunkan hanya 36 prajurit saja,” kata AY Nasution. Awalnya, pendaratan para
penerjun payung dilakukan di Stadion Teladan. Namun, kata AY Nasution, resiko pendaratan
di Stadion Teladan cukup tinggi.
“Makanya kita pindah ke sini.”
Walikota Medan Rahudman Harahap yang juga ikut
menyaksikan terjun payung tersebut mengatakan, Pemko Medan mengucapkan
terimakasih atas terpilihnya kota Medan menjadi salah satu tempat latihan
terjun payung Kostrad. “Alhamdulillah berjalan dengan baik dan tidak ada
kendala. Latihan ini bentuk karya bakti Kostrad terhadap masyarakat Medan.”
Salah seorang penerjun payung dari Brigif Linud 17
Kostrad Rahman mengaku sudah 250 kali melakukan terjun payung ini. “Saat kita
melayang diudara itu nikmat, tapi dukanya ketika saat mendarat nyangkut atau
menabrak pohon. Saat mendarat adalah yang paling sulit, jika merasa tidak pas
untuk mendarat bisa nyangkut di pohon. Kalau rasa takut, itu hal manusiawi tapi
bisa diatasi sementara.”
Usai atraksi terjun payung, warga dikejutkan kembali
suara tembakan dari senjata api laras panjang milik 35 Prajurit Raider 323
Kostrad dan Raider 100 Kodam I/BB. Seperti terjadi peperangan, tetapi ternyata
hanya bagian dari atraksi menyelamatkan seoarang pejabat yang ditawan oleh
separatis bersenjata.
“Dari momen ini membuktikan bahwa TNI sangat dekat
dengan rakyat. Mudah-mudahan ini terjalin selamanya,” kata Yunan warga Medan
Perjuangan yang datang bersama istri dan dua anaknya. Mursal AI
No comments:
Post a Comment