Thursday, March 8, 2012

TNI


 
Ketika Prajurit TNI Hibur Warga Medan

SEKETIKA kerumunan warga di Lap. Cadika Jl. Karyawisata Medan bersorak ria dan bertepuk tangan saat satu persatu penerjun payung yang terdiri prajurit Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) mendarat di lapangan tersebut, Minggu (26/2) pagi. Teriakan itu menjadi bukti bahwa masyarakat Medan kagum atas atraksi-atraksi dari anggota TNI tersebut.
Sekira pukul 7.30 atraksi terjun payung dimulai. Di atas ketinggian 2400 meter dari permukaan tanah para penerjun pun mulai dilepaskan dari pesawat secara bersamaan.  Warga yang sudah tak sabar menunggu dari tadi, harus rela menolehkan kepala keatas untuk beberapa menit agar bisa melihat moment-moment yang termasuk langka dilakukan di Medan ini.
“Belum tentu setahun sekali kita bisa melihat atraksi terjun payung ini secara langsung di Medan. Ini langka, dan atraksi-atraksi ini cukup menghibur warga, terutama bagi anak-anak,” kata salah seorang warga Medan Ahmad, 43, di Lapangan Cadika Medan.
Ketika para penerjun payung masih berada di udara, warga terlihat masih tertib dengan tidak melewati garis pembatas yang sudah ditentukan. Tapi, disaat penerjun mulai mendarat warga pun berlarian dan melanggar pembatas untuk mendekati para penerjun. Permintaan foto bareng dari masyarakat kepada penerjun pun dilakukan.
Hanya saja, banyak warga yang kecewa. Lantaran durasi terjun payung yang dilakukan cukup singkat. Menanggapi hal ini, Panglima Kostrad Letjen TNI. AY. Nasution mengatakan, daerah ini digunakan juga lintasan untuk penerbangan umum, sehingga waktu yang diberikan pihak Bandara Polonia kepada prajurit Kostrad sangat sedikit sekali.
“Hanya 20 – 30 menit saja waktu yang diberikan. Setelah itu tidak boleh lagi ada penerjun. Makanya jumlah penerjun yang diterjunkan hanya 36 prajurit saja,” kata AY Nasution. Awalnya, pendaratan para penerjun payung dilakukan di Stadion Teladan. Namun, kata AY Nasution, resiko pendaratan di Stadion Teladan cukup tinggi.  “Makanya kita pindah ke sini.”
Walikota Medan Rahudman Harahap yang juga ikut menyaksikan terjun payung tersebut mengatakan, Pemko Medan mengucapkan terimakasih atas terpilihnya kota Medan menjadi salah satu tempat latihan terjun payung Kostrad. “Alhamdulillah berjalan dengan baik dan tidak ada kendala. Latihan ini bentuk karya bakti Kostrad terhadap masyarakat Medan.”
Salah seorang penerjun payung dari Brigif Linud 17 Kostrad Rahman mengaku sudah 250 kali melakukan terjun payung ini. “Saat kita melayang diudara itu nikmat, tapi dukanya ketika saat mendarat nyangkut atau menabrak pohon. Saat mendarat adalah yang paling sulit, jika merasa tidak pas untuk mendarat bisa nyangkut di pohon. Kalau rasa takut, itu hal manusiawi tapi bisa diatasi sementara.”
Usai atraksi terjun payung, warga dikejutkan kembali suara tembakan dari senjata api laras panjang milik 35 Prajurit Raider 323 Kostrad dan Raider 100 Kodam I/BB. Seperti terjadi peperangan, tetapi ternyata hanya bagian dari atraksi menyelamatkan seoarang pejabat yang ditawan oleh separatis bersenjata.
“Dari momen ini membuktikan bahwa TNI sangat dekat dengan rakyat. Mudah-mudahan ini terjalin selamanya,” kata Yunan warga Medan Perjuangan yang datang bersama istri dan dua anaknya. Mursal AI

No comments:

Post a Comment