Sudah Lama Kehilangan Senyumnya
TANGISANNYA di IGD RSU dr. Pirngadi Medan Selasa
(28/2) itu, menjadi pertanda bahwa sakitnya penderitaan yang dirasakan Rizki
Alfiansyah, 2, warga Link VIII Gg. Ratem Kel. Terjun Kec. Medan Marelan.
Sejak tumor mata itu menyerangnya, Rizki sudah lama kehilangan senyumnya. Dia
menjadi pemalu bertemu sama teman sebayanya. Bahkan, keceriaannya hilang dan kini
berganti kesedihan.
Kesedihannya bertambah, tatkala kedua orangtuanya
Ruslan, 26, dan Darmawanti, 28, tidak memiliki dana untuk membawanya ke rumah
sakit. Kemiskinan lagi-lagi menjadi penyebab Rizki tidak mendapatkan perawatan
medis sehingga bola mata sebelah kanannya sudah menonjol keluar.
“Saya hanya buruh bangunan, tidak memiliki penghasilan
tetap. Kami tidak memiliki kartu Jamkesmas atau JPKMS. Makanya sejak dikatakan
dia menderita tumor mata di RS. Mitra Medica, kami hanya membawanya berobat
alternatif,” kata Ayah Rizki, Ruslan.
Pihak RS. Mitra Medica sebenarnya sudah berencana
merujuk bocah malang ini ke RSUP H. Adam Malik Medan. Namun, Ruslan dan
istrinya tidak berani membawanya lantaran masalah biaya. “Saya lebih memilih
berobat alternatif daripada ke dokter. Tapi tidak ada perubahan, bahkan sejak 6
bulan terakhir ini matanya terus keluar,” terangnya.
Ruslan mengatakan, sejak lahir memang ada kelainan
pada mata Rizki. Mata Rizki berkilau seperti mata kucing. “Tapi mulai kelihatan
tumor matanya sejak setahun lalu, waktu dia baru bangun tidur, mata Rizki
memerah. Saya pikir dia sakit mata, saya beri obat tetes mata. Namun tidak ada
perubahan," imbuhnya.
Salah satu Dokter spesialis mata dr. Syaiful, Sp.M di
Medan pernah mengungkapkan, kalau tumor mata atau retinoblastoma merupakan salah
satu penyakit kanker pada mata yang paling sering dijumpai pada anak dan pada
umumnya menyerang anak-anak yang berasal dari ekonomi menengah ke bawah.
“Penyakit ini dapat mengakibatkan kebutaan, melainkan
juga kematian. Mengenai kanker mata ini, upaya pencegahan dan deteksi dini
belum banyak dilakukan oleh para orang tua. Lantaran, pengetahuan yang masih
minim mengenai penyakit kanker itu,” jelasnya.
Menurutnya, anak-anak dinilai sangat sulit
menceritakan masalah penglihatan yang mereka alami. “Karena itu, skrining mata
pada anak sangat diperlukan untuk mendeteksi sedini mungkin. Skrining atau pemeriksaan
mata anak sebaiknya dilakukan pada saat baru lahir atau usia 6 bulan,” katanya.
Dituturkannya, gejala awal retinoblastoma antara lain,
mata berkilau seperti mata kucing. “Jika tidak ditangani segera, sel kanker di
dalam bola mata akan terus tumbuh ke luar bola mata dan jaringan sekitarnya.
Akibatnya mata tampak menonjol,” ungkapnya.
Dia mengaku banyak faktor pencetus munculnya kanker
retinoblastoma ini, diantara adanya faktor keturunan, faktor gizi saat hamil,
mengkonsumsi makanan yang mengandung zat-zat berbahaya. “Kita tidak tahu pasi
penyebabnya apa, tapi pencetusnya karena mengkonsumsi makanan yang mengandung
zat-zat karsinogen pencetus kanker,” terangnya.
Apapun penyebab
tumor mata itu, Ruslan tak lagi memikirkannya. Kini, Ruslan dan istrinya
hanya berharap agar anak mereka dapat sembuh seperti anak anak normal lainnya.
"Kalau ada dermawan yang mau membantu biaya perobatan Rizki, kami sangat
bersyukur, alhamdulillah sekali. Kami hanya ingin melihat dia kembali
tersenyum," kata Ruslan penuh harapan. Mursal AI
No comments:
Post a Comment