Thursday, March 8, 2012

Bocah Penderita Tumor Mata


Sudah Lama Kehilangan Senyumnya

TANGISANNYA di IGD RSU dr. Pirngadi Medan Selasa (28/2) itu, menjadi pertanda bahwa sakitnya penderitaan yang dirasakan Rizki Alfiansyah, 2, warga Link VIII  Gg. Ratem Kel. Terjun Kec. Medan Marelan. Sejak tumor mata itu menyerangnya, Rizki sudah lama kehilangan senyumnya. Dia menjadi pemalu bertemu sama teman sebayanya. Bahkan, keceriaannya hilang dan kini berganti kesedihan.
Kesedihannya bertambah, tatkala kedua orangtuanya Ruslan, 26, dan Darmawanti, 28, tidak memiliki dana untuk membawanya ke rumah sakit. Kemiskinan lagi-lagi menjadi penyebab Rizki tidak mendapatkan perawatan medis sehingga bola mata sebelah kanannya sudah menonjol keluar.
“Saya hanya buruh bangunan, tidak memiliki penghasilan tetap. Kami tidak memiliki kartu Jamkesmas atau JPKMS. Makanya sejak dikatakan dia menderita tumor mata di RS. Mitra Medica, kami hanya membawanya berobat alternatif,” kata Ayah Rizki, Ruslan.
Pihak RS. Mitra Medica sebenarnya sudah berencana merujuk bocah malang ini ke RSUP H. Adam Malik Medan. Namun, Ruslan dan istrinya tidak berani membawanya lantaran masalah biaya. “Saya lebih memilih berobat alternatif daripada ke dokter. Tapi tidak ada perubahan, bahkan sejak 6 bulan terakhir ini matanya terus keluar,” terangnya.
Ruslan mengatakan, sejak lahir memang ada kelainan pada mata Rizki. Mata Rizki berkilau seperti mata kucing. “Tapi mulai kelihatan tumor matanya sejak setahun lalu, waktu dia baru bangun tidur, mata Rizki memerah. Saya pikir dia sakit mata, saya beri obat tetes mata. Namun tidak ada perubahan," imbuhnya.
Salah satu Dokter spesialis mata dr. Syaiful, Sp.M di Medan pernah mengungkapkan, kalau tumor mata atau retinoblastoma merupakan salah satu penyakit kanker pada mata yang paling sering dijumpai pada anak dan pada umumnya menyerang anak-anak yang berasal dari ekonomi menengah ke bawah.
“Penyakit ini dapat mengakibatkan kebutaan, melainkan juga kematian. Mengenai kanker mata ini, upaya pencegahan dan deteksi dini belum banyak dilakukan oleh para orang tua. Lantaran, pengetahuan yang masih minim mengenai penyakit kanker itu,” jelasnya.
Menurutnya, anak-anak dinilai sangat sulit menceritakan masalah penglihatan yang mereka alami. “Karena itu, skrining mata pada anak sangat diperlukan untuk mendeteksi sedini mungkin. Skrining atau pemeriksaan mata anak sebaiknya dilakukan pada saat baru lahir atau usia 6 bulan,” katanya.
Dituturkannya, gejala awal retinoblastoma antara lain, mata berkilau seperti mata kucing. “Jika tidak ditangani segera, sel kanker di dalam bola mata akan terus tumbuh ke luar bola mata dan jaringan sekitarnya. Akibatnya mata tampak menonjol,” ungkapnya.
Dia mengaku banyak faktor pencetus munculnya kanker retinoblastoma ini, diantara adanya faktor keturunan, faktor gizi saat hamil, mengkonsumsi makanan yang mengandung zat-zat berbahaya. “Kita tidak tahu pasi penyebabnya apa, tapi pencetusnya karena mengkonsumsi makanan yang mengandung zat-zat karsinogen pencetus kanker,” terangnya.
 Apapun penyebab tumor mata itu, Ruslan tak lagi memikirkannya. Kini, Ruslan dan istrinya hanya berharap agar anak mereka dapat sembuh seperti anak anak normal lainnya. "Kalau ada dermawan yang mau membantu biaya perobatan Rizki, kami sangat bersyukur, alhamdulillah sekali. Kami hanya ingin melihat dia kembali tersenyum," kata Ruslan penuh harapan. Mursal AI

No comments:

Post a Comment