Thursday, March 8, 2012

Pengemis

Pengemis Di Medan Banyak Dari Luar Kota


MEDAN (Waspada): Gelandang dan pengemis (gepeng-red) serta anak-anak jalan yang berada di Medan diyakini kebanyakan dari daerah luar kota seperti Sergai, Deliserdang, Karo, bahkan Aceh. Pasalnya, kota Medan selaku ibukota Sumut dinilai tempat yang dinilai lumayan oleh gelandang dan pengemis untuk meminta-minta/mengemis.
“Medan selaku ibukota Sumut dinilai tempat yang lumayan dari gepeng itu untuk mengemis. Mereka bisa mendapatkan ratusaan ribu dari mengemis di sini. Dan, setelah kami selidiki kebanyakan pengemis itu dari luar kota,” kata Plt. Kadis Sosial dan Tenaga Kerja Marah Husein Lubis kepada Waspada, Senin (12/12).
Mengenai masalah gepeng ini, lanjutnya, pihaknya akan melakukan razia di setiap persimpangan traffic light dalam menyambut natal dan tahun baru ini.
“Jika nanti tertangkap, maka akan kita bawa ke Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Medan untuk diberikan pengarahan selanjutnya, kita buat surat pernyataan dan ditandanganinya untuk tidak mengemis lagi, jika masih melakukannya, maka kita akan tindak. Ini akan memberikan shock teraphy bagi mereka,” ungkapnya.
Dalam razia ini, katanya, pihaknya akan bekerjasama dengan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Sumut, Polresta Medan serta Satpol PP. “Nantinya kita akan selidiki juga siapa yang mengkoordinir gepeng-gepeng ini. makanya kita bekerjasama dengan Polresta, saya yakin ada yang mengkoordinir,” imbuhnya.
Dia juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak memberikan uang kepada gepeng, karena itu akan memunculkan pengemis-pengemis baru.
“Gepeng-gepeng ini bisa menyebabkan kemacetan, dan kita malu dengan banyaknya gepeng-gepeng ini. Saya hanya bisa mengimbau, janganlah memberikan uang kepada pengemis-pengemis itu,” tegasnya sembari mengutamakan merazia pengemis yang membawa anak bayi.
Sementara itu, salah seorang pengendara Edi mengaku resah dengan keberadaan anak-anak jalanan apalagi di malam hari. “Saya berharap anak jalanan maupun gepeng ini ditertibkan dan diberi pembinaan, karena terkadang dengan gaya mereka yang urak-urakan, banyak pengendara yang takut,” katanya.
Dijelaskannya, masalah keberadaan gelandangan dan pengemis pada hakikatnya erat terkait dengan masalah ketertiban dan keamanan. Dengan berkembangnya gepeng maka diduga akan memberi peluang munculnya gangguan keamanan dan ketertiban.
“Saya yakin keamanan dan ketertiban akan terganggu kalau tidak ditertibkan dan diberi pembinaan,” jelasnya. (h02)

No comments:

Post a Comment