Pengemis Di Medan Banyak Dari Luar Kota
MEDAN (Waspada): Gelandang dan pengemis (gepeng-red)
serta anak-anak jalan yang berada di Medan diyakini kebanyakan dari daerah luar
kota seperti Sergai, Deliserdang, Karo, bahkan Aceh. Pasalnya, kota Medan
selaku ibukota Sumut dinilai tempat yang dinilai lumayan oleh gelandang dan
pengemis untuk meminta-minta/mengemis.
“Medan selaku ibukota Sumut dinilai tempat yang
lumayan dari gepeng itu untuk mengemis. Mereka bisa mendapatkan ratusaan ribu
dari mengemis di sini. Dan, setelah kami selidiki kebanyakan pengemis itu dari
luar kota,” kata Plt. Kadis Sosial dan Tenaga Kerja Marah Husein Lubis kepada Waspada, Senin (12/12).
Mengenai masalah gepeng ini, lanjutnya, pihaknya akan
melakukan razia di setiap persimpangan traffic light dalam menyambut natal dan
tahun baru ini.
“Jika nanti tertangkap, maka akan kita bawa ke Dinas
Sosial dan Tenaga Kerja Medan untuk diberikan pengarahan selanjutnya, kita buat
surat pernyataan dan ditandanganinya untuk tidak mengemis lagi, jika masih
melakukannya, maka kita akan tindak. Ini akan memberikan shock teraphy bagi mereka,”
ungkapnya.
Dalam razia ini, katanya, pihaknya akan bekerjasama
dengan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Sumut, Polresta Medan serta Satpol PP.
“Nantinya kita akan selidiki juga siapa yang mengkoordinir gepeng-gepeng ini.
makanya kita bekerjasama dengan Polresta, saya yakin ada yang mengkoordinir,”
imbuhnya.
Dia juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak
memberikan uang kepada gepeng, karena itu akan memunculkan pengemis-pengemis
baru.
“Gepeng-gepeng ini bisa menyebabkan kemacetan, dan
kita malu dengan banyaknya gepeng-gepeng ini. Saya hanya bisa mengimbau,
janganlah memberikan uang kepada pengemis-pengemis itu,” tegasnya sembari
mengutamakan merazia pengemis yang membawa anak bayi.
Sementara itu, salah seorang pengendara Edi mengaku
resah dengan keberadaan anak-anak jalanan apalagi di malam hari. “Saya berharap
anak jalanan maupun gepeng ini ditertibkan dan diberi pembinaan, karena
terkadang dengan gaya mereka yang urak-urakan, banyak pengendara yang takut,”
katanya.
Dijelaskannya, masalah keberadaan gelandangan dan
pengemis pada hakikatnya erat terkait dengan masalah ketertiban dan keamanan.
Dengan berkembangnya gepeng maka diduga akan memberi peluang munculnya gangguan
keamanan dan ketertiban.
“Saya yakin keamanan dan ketertiban akan terganggu
kalau tidak ditertibkan dan diberi pembinaan,” jelasnya. (h02)
No comments:
Post a Comment