70 – 80 Persen Warga Medan
Mengalami Kerusakan Gigi
MEDAN (Waspada): Dalam kurun waktu Januari dan
Februari 2012, tercatat sebanyak 1.580 pasien mendatangi Poliklinik Gigi RSU Dr.
Pirngadi Medan dengan keluhan sakit gigi. Persatuan Dokter Gigi Indonesia
(PDGI) Cabang Medan memperkirakan, diperkirakan 70 sampai 80 persen dari jumlah
penduduk Medan mengalami kerusakan gigi.
Menurut PDGI, kerusakan gigi ini paling banyak dialami
warga Medan Utara. Selain disebabkan rendahnya tingkat kesadaran dan kurangnya
pemahaman masyarakat tentang cara memelihara kesehatan gigi, faktor air dengan zat keasaman tinggi
menjadi penyebab rusaknya gigi.
"Di Medan Utara paling banyak warga yang mengalami
kerusakan gigi. Hal ini disebabkan rendahnya kesadaran masyarakat tentang pemeliharaan
kesehatan gigi. Mungkin juga ada faktor air dengan zat keasaman yang tinggi di kawasan
Medan Utara ini," kata Ketua PDGI Cabang Medan drg. Iskandar Muda Siregar didampingi
Wakil Ketua PDGI drg. Christian Andri Syahputra, Selasa (6/3).
Iskandar menjelaskan, faktor makanan yang dikonsumsi seperti
makanan siap saji, mudah menempel pada gigi dan terlalu manis juga menjadi
penyebab kerusakan pada gigi. Sisa makanan yang menempel pada gigi akan
mengalami proses fermentasi. Bakteri yang tinggal di dalam mulut akan mencerna
sisa makanan itu dan mengubahnya menjadi zat asam. Lama-kelamaan, zat asam itu akan mengikis lapisan
lembut email pada gigi dan menimbulkan lubang pada gigi.
Umumnya, lanjut Iskandar, anak-anak maupun orang
dewasa baru memeriksakan giginya ketika sudah mengalami gejala rasa sakit. Seharusnya,
pemeriksaan kesehatan gigi dilakukan secara rutin setiap enam bulan sekali. “Jadi,
jangan tunggu sakit atau tunggu berlubang,” tambahnya.
Dia mengakui pemahaman masyarakat soal memelihara
kesehatan gigi masih rendah. "Banyak orang yang menyikat gigi sebelum sarapan.
Seharusnya, sikat gigi dilakukan setelah sarapan. Jika, sikat gigi dulu baru
sarapan, maka sisa makanan akan kembali menempel," jelasnya.
Selain itu, kurangnya pemahaman masyarakat juga dapat
dinilai dari pengetahuan tentang gigi susu dan permanen. "Ada yang
beranggapan gigi geraham yang tumbuh pada usia enam tahun itu, masih gigi susu
dan bisa berganti. Padahal, gigi geraham yang tumbuh pada usia enam tahun itu, sudah
permanen dan tidak bisa berganti lagi. Karenanya, anak-anak yang masih berusia tujuh
tahun sudah banyak mengalami kerusakan pada gigi geraham,” ujarnya.
Karenanya, Iskandar mengingatkan masyarakat agar tidak
menganggap enteng kerusakan pada gigi tersebut. Sebab, beberapa penyakit
berbahaya seperti jantung, paru-paru, bayi lahir prematur serta lainnya bisa
diawali dari masalah kebersihan gigi dan mulut.
“Kesehatan gigi juga berpengaruh terhadap janin yang
dikandung ibu hamil. Karies gigi yang menjadi pintu masuk kuman akan
menyebabkan terjadinya infeksi selaput ketuban. Akibatnya, ketuban pecah
sebelum waktunya. Karena itu, seorang ibu hamil harus memeriksakan kesehatan
giginya secara rutin,” kata Iskandar.
Sementara itu, Wakil Ketua PDGI drg. Christian Andri
Syahputra menambahkan, guna meningkatkan kualitas pelayanan dokter gigi di
Indonesia, PDGI Medan menyelenggarakan beragam seminar tentang perawatan gigi
pada 27 Mei 2012 di Hotel JW Marriot, 30 Agustus – 1 September 2012 di Hotel JW
Marriot dan 17 – 18 November 2012 di Hotel Santika Medan.
“Acara ini akan dihadiri 1.000 sampai 1.500
dokter gigi di Indonesia dan negara tetangga. Ini merupakan langkah kita untuk
menjadi pusat pelayanan kesehatan gigi se Asia Tenggara,” katanya. (h02)
No comments:
Post a Comment