Terus Menggaruk Hingga Kulit Tubuhnya Lecet
TANGAN mungil Lafis Lais Azzam terus menggaruk tubuh kurusnya. Bahkan, sampai kulitnya lecet. Meski begitu, rasa gatal tak kunjung hilang. Sebab, anak kedua dari pasangan Ervan Rahardian, 32, dan Aslinda Wati, 31, ini didiagnosa menderita penyakit atresia bilier atau kelainan pada hati.
Saat ini, bayi malang itu hanya mendapatkan perawatan di rumahnya Jln. Kapten Sumarsono Gg. Masjid No. 218. Dia hanya bisa terbaring lemah di atas kasur. Tubuh dan matanya terlihat kuning, perut membuncit dan badannya semakin kurus akibat digerogoti penyakit tersebut. Sesekali dia menangis, karena rasa gatal itu tidak bisa ditahankannya lagi.
Pihak keluarga hanya mampu membawanya berobat alternatif. Padahal, sejak Lafis berusia 2 bulan, penyakit ganas itu sudah mulai terdeteksi. "Kami tidak ada uang, apalagi anak saya ini belum terdaftar di BPJS Kesehatan. Kami berharap ada donatur yang membantu," kata Ervan kepada wartawan, Jumat (20/2) pagi.
Dia menjelaskan, anak keduanya itu lahir melalui operasi caesar di RS Sufina Aziz. Saat itu, anaknya sehat dengan berat badan 3,5 kg serta memiliki rambut yang lebat. "Hanya saja saat memasuki usia 2 bulan, badan dan tangannya mulai kuning, air seninya juga kuning. Kami tanya ke bidan, katanya kurang minum dan jemur. Setelah diberi banyak minum dan terkena sinar matahari pagi, kondisi Lafis tidak ada perubahan. Bahkan setelah kami bawa berobat alternatif, tidak ada perubahan pada Lafis," ujar Ervan.
Memasuki usia empat bulan, Lafis dibawa ke laboratorium Klinik Bunda Thamrin. "Kami periksa darah Lafis dan seluruh biayanya ditanggung toke di tempat saya bekerja. Saya kerja di toko kain. Di situlah kami tahu bahwa anak saya ini positif atresia bilier atau kelainan hati. Biaya pengobatannya cukup mahal, karena harus dilakukan cangkok hati," ungkapnya.
Meski begitu, Ervan tidak putus asa. Dia mendatangi seluruh yayasan sosial guna meminta bantuan. Namun keberuntungan belum berpihak kepada keluarga kecil ini. Bahkan, dia sempat terpikir akan menggantungkan foto anaknya di leher sembari jalan kaki ke gedung DPRD untuk meminta belas kasihan.
Ini semua dia lakukan agar anaknya bisa disembuhkan. "Kami tidak ada uang. Hanya berobat kampung yang bisa kami lakukan sekarang," ujarnya lagi.
Saat ini, Ervan sedang mengurus BPJS Kesehatan anaknya. Namun dia tetap berharap adanya bantuan dari para donatur. “Saya tidak tahu mau berbuat apalagi. Semua sudah kami usahakan demi kesembuhannya. Tinggal membawanya untuk cangkok hati yang belum. Kami berharap ada donatur yang membantu biaya perobatan anak kedua saya ini,” harapnya. (h02)