Wednesday, September 5, 2012

Kesehatan



Kemiskinan Dan Ketidaktahuan Akar Masalah Gangguan Kesehatan Bayi/Balita



KEMISKINAN dan ketidaktahuan selalu menjadi pemicu utama munculnya gangguan-gangguan kesehatan pada bayi maupun balita. Beragam jenis gangguan kesehatan tersebut, mulai dari usus terburai/keluar dari perut atau disebut gastroschisis, gizi buruk, hydrocephalus (kepala membesar) hingga bocah tumor mata.
Selama penulis menyelusuri beberapa RS pemerintah (RSUP H. Adam Malik dan RSU dr. Pirngadi Medan) di Kota Medan, bocah-bocah kurang beruntung dari segi ekonomi itulah yang banyak terbaring di bangsal. mereka membutuhkan bantuan juga perhatian pemerintah dan orang-orang yang lebih beruntung dari mereka.
Gastroschisis
 
Sepanjang 2012 saja, sedikitnya RSUP H. Adam Malik Medan merawat 6 bayi gastroschisis. Belum diketahui pasti penyebab kelainan ini, namun salah satu penyebabnya karena infeksi akibat virus dan kelainan pembuluh darah serta asupan gizi si ibu saat hamil, sehingga dinding perutnya tidak berkembang atau terbentuk di dalam kandungan. Bayi-bayi ini seluruhnya meninggal sebelum dan sesudah diberikan pelayanan.
Dokter selalu mengatakan, kalau bayi-bayi gastroschisis meninggal karena keadaan umumnya buruk. Pada bayi yang ususnya keluar sangat mudah terpapar oleh udara atau virus, sehingga usus tersebut rentan mengalami infeksi. “Saat dibawa ke rumah sakit hendaknya dibungkus oleh kantong plastik yang steril. Intinya, jika ditangani dengan benar maka bayi gastroschisis bisa diselamatkan,” kata dokter spesialis bedah syaraf dr. Mahyono, Sp.B, Sp.BA kepada penulis, bulan Februari kemarin.
Tumor Mata


Penyakit lainnya yang diderita adalah tumor mata. Tumor mata itu banyak merenggut keceriaan anak-anak, bahkan masa depan penderitanya. Akibat tumor mata ini juga, mereka harus kehilangan nyawanya meski sudah menjalani kemoteraphy.
Penyakit tumor mata atau retinoblastoma merupakan salah satu penyakit kanker pada mata yang paling sering dijumpai pada anak dan pada umumnya menyerang anak-anak yang berasal dari ekonomi menengah ke bawah.
“Banyak faktor pencetus munculnya kanker retinoblastoma ini, diantara adanya faktor keturunan, faktor gizi saat hamil, mengonsumsi makanan yang mengandung zat-zat berbahaya,” kata Salah satu Dokter spesialis mata dr. Syaiful, Sp.M di Medan kepada penulis Februari kemarin.
Dokter tersebut menyarankan agar dilakukan skrining mata pada anak untuk mendeteksi sedini mungkin sel-sel tumor tersebut. Skrining atau pemeriksaan mata anak sebaiknya dilakukan pada saat baru lahir atau usia 6 bulan. “Gejala awal retinoblastoma antara lain, mata berkilau seperti mata kucing. Jika tidak ditangani segera, sel kanker di dalam bola mata akan terus tumbuh ke luar bola mata dan jaringan sekitarnya. Akibatnya mata tampak menonjol,” imbuhnya.
Gizi Buruk

Penyakit yang juga santer didengar adalah gizi buruk. Data di Dinas Kesehatan Sumut, sepanjang tahun 2011 lalu, sedikitnya 375 anak mengalami gizi buruk di wilayah Sumut. Kasus gizi buruk yang tertinggi berada di Nias. Badan tinggal tulang yang terbungkus kulit, raut wajah seperti wajah orang tua menjadi ciri khas anak gizi buruk ini.
Anehnya, masih banyak warga yang beranggapan gizi buruk yang dialami anak-anaknya karena darahnya dihisap palasik (makhluk gaib dari Minangkabau). Padahal, Ahli gizi dan nutrisi asal Medan Sairi M Saragih, DCN, MKes kepada penulis pernah bercerita panjang lebar tentang gizi buruk ini. Menurutnya, penyebab kurang gizi atau gizi buruk ada dua faktor, yakni kemiskinan dan kurangnya pengetahuan seorang ibu terhadap gizi anaknya. Itulah kenapa kemiskinan selalu berdampak terhadap kesehatan masyarakat.
Kemiskinan dengan kesehatan, saling mempengaruhi. Kemiskinan masih menjadi penyebab utama masalah kesehatan, karena kemiskinan dapat mempengaruhi pola makan, sehingga kemiskinan menjadi pemicu menjadi anak gizi buruk. “Kurang gizi atau gizi buruk yang diderita seseorang tentu menimbulkan beragam penyakit, seperti infeksi pencernaan atau diare dan penyakit infeksi lainnya,” kata Sairi.
Masyarakat yang masuk dalam kategori miskin akan mempengaruhi pola makan sehat, asupan gizi yang masuk tentu tidak seimbang dengan aktifitasnya yang dikerjakannya. Makanya sangat rentan dengan kurang gizi atau gizi buruk.
Kepala Membesar

Penyakit yang terakhir yang disebabkan kemiskinan dan ketidaktahuan yang sering dijumpai penulis di RS adalah hydrocephalus atau kepala membesar. Anak-anak dengan penyakit hydrochepalus ini, pada awalnya sering mengalami demam tinggi atau step. Pada banyak kasus, para orang tua baru membawa anaknya ke petugas medis setelah lingkaran kepala anaknya tidak seperti bayi normal lainnya.
Jenis penyakit ini terjadi akibat gangguan aliran cairan di dalam otak. Gangguan itu menyebabkan cairan tersebut bertambah banyak dan menekan jaringan otak di sekitarnya, khususnya pusat-pusat saraf yang vital. Maka, penderita hydrocephalus ini tidak bisa berbicara dan hanya bisa berbaring di tempat tidurnya.
Penanganan hydrocephalus ini meliputi operasi pemasangan selang Ventriculo Peritoneal Shunt (VP Shunt) dari kepala sampai rongga perut. Selang tersebut berfungsi untuk menyalurkan cairan dari kepala ke rongga perut. Sehingga, memperlancar aliran cairan yang berlebih dan mengurangi tekanan ke otak.
Inilah sebagian kecil dampak dari kemiskinan dan ketidaktahuan orang tua tadi. Akibat kemiskinan, para orang tua sepertinya enggan membawa anaknya ke rumah sakit. Ditambah lagi rumitnya urusan birokrasi dan administrasi di rumah sakit. Apalagi masih adanya dana-dana yang harus dikeluarkan, karena tidak semua biaya ditanggung oleh pemilik kartu Jamkesmas dan jamkesda.
Selain itu, akibat ketidaktahuan, bocah-bocah itu seakan terlambat mendapat penanganan medis. Para orang tua lebih memilih membawa anaknya berobat ke dukun daripada petugas medis atau dokter. Ini berarti, Kemiskinan Dan Ketidaktahuan Akar Masalah Gangguan Kesehatan Bayi/Balita. Mursal AI